Selasa, 22 Oktober 2013

PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

Prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Prinsip-prinsip itu berkaitan erat dengan nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat. Bisnis di Jepang akan sangat dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat jepang, begitu juga di negara lain termasuk di Indonesia. Oleh karena itu, tanpa melupakan kekhasan sistem nilai dari setiap masyarakat bisnis prinsip etika bisnis dapat dibagi menjadi:

  1. Otonomi
    Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Pebisnis yang otonom adalah pebisnis yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. Ia tahu mengenai bidang kegiatannya, situasi yang dihadapinya, apa yang diharapkan darinya, tuntutan dan aturan yang berlaku bagi bidang kegiatannya, sadar dan tahu akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya serta resiko atau akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun bagi pihak lain. Untuk bertindak otonom diperlukan adanya kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan terbaik.
  2. Kejujuran
    Terdapat sebuah mitos yang keliru bahwa bisnis adalah kegiatan tipu-menipu demi meraup untung. Para pebisnis modern harus sadar dan mengetahui bahwa kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilan dan kesuksesannya, termasuk untuk bertahan dalam jangka panjang.
  3. Keadilan
    Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional, objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Prinsip keadilan juga menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam relasi eksternal maupun internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing. Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.
  4. Saling Menguntungkan
    Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa hingga menguntungkan semua pihak. Seorang produsen pasti menginginkan keuntungan sedangkan konsumen menginginkan barang dan jasa yang memuaskan (dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang baik). Maka, dalam bisnis modern yang kompetitif haruslah melahirkan suatu win-win situation.
  5. Integritas Moral
    Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar pelaku bisnis tersebut tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya sehingga dia tetap dapat dipercaya, tetap paling unggul, tetap yang terbaik. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan.

    *Sumber: Etika Bisnis (DR. A. Sonny Keraf:2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar