Jakarta & MACET
Belum terselesaikannya masalah kemacetan di Jakarta salah satunya diakibatkan karena masih banyaknya pengguna jalan yang tidak disiplin dalam berkendara. Seperti yang terjadi beberapa waktu silam. Seorang warga yang menggunakan kendaraan pribadinya di jalur busway menolak untuk ditilang. Tak hanya warga sipil, mobil berplat nomor militer juga melanggar peraturan dengan memasuki jalur busway. Namun si pengemudi tersebut menolak memperlihatkan surat izin mengemudi (SIM) dan STNK.
Kejadian tadi jelas menunjukkan begitu banyaknya warga pengguna jalan di Ibu Kota yang tidak disiplin. Warga Ibu Kota memang banyak yang tergoda menyerobot ke jalur Bus Transjakarta karena lebih lengang. Namun yang pasti kemacetan menjadi semakin parah.
Saat ini Jakarta tercatat sebagai kota termacet ketiga di dunia setelah Meksiko City dan Bangkok. Ironisnya pemerintah pun belum mampu memberikan solusi untuk mengatasi masalah kemacetan ini. Misalnya kendaraan pribadi dibiarkan terus memadati jalan-jalan di Jakarta, sementara angkutan massal tidak layak dan memadai.
Kemacetan di Jakarta membawa dampak yang buruk bagi perekonomian. Para pemodal asal Jepang misalnya. Mereka mengurungkan niatnya untuk melakukan investasi di Indonesia. Ke depan Jepang juga akan mendorong realisasi pembangunan subway atau proyek mass rapid transportation (MRT) di Jakarta. Pemrov DKI dengan perusahaan Jepang sudah mencapai kesepakatan untuk membangun subway dari Blok M ke Kota. Proyek pengerjaan Subway ini akan dimulai pada 2011 dan diperkirakan selesai pada 2020.
Kejadian tadi jelas menunjukkan begitu banyaknya warga pengguna jalan di Ibu Kota yang tidak disiplin. Warga Ibu Kota memang banyak yang tergoda menyerobot ke jalur Bus Transjakarta karena lebih lengang. Namun yang pasti kemacetan menjadi semakin parah.
Saat ini Jakarta tercatat sebagai kota termacet ketiga di dunia setelah Meksiko City dan Bangkok. Ironisnya pemerintah pun belum mampu memberikan solusi untuk mengatasi masalah kemacetan ini. Misalnya kendaraan pribadi dibiarkan terus memadati jalan-jalan di Jakarta, sementara angkutan massal tidak layak dan memadai.
Kemacetan di Jakarta membawa dampak yang buruk bagi perekonomian. Para pemodal asal Jepang misalnya. Mereka mengurungkan niatnya untuk melakukan investasi di Indonesia. Ke depan Jepang juga akan mendorong realisasi pembangunan subway atau proyek mass rapid transportation (MRT) di Jakarta. Pemrov DKI dengan perusahaan Jepang sudah mencapai kesepakatan untuk membangun subway dari Blok M ke Kota. Proyek pengerjaan Subway ini akan dimulai pada 2011 dan diperkirakan selesai pada 2020.
Berikut ini adalah penyebab kemacetan yang ada di Jakarta :
- Jumlah Kendaraan bertambah
- Para pengendara yang tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas
- Sifat tidak mau mengalah
- Parkir sembarangan (Parkir Liar)
- Berhenti seenaknya
- Pengendara yang belum memiliki kesadaran bahwa mendahului / menyalip dari sebelah kanan
- Melawan arus di pinggir jalan
- Pejalan kaki yang tidak sabar menunggu rambu merah untuk menyeberang
- Rambu-rambu lalu lintas yang kadang-kadang mati
- Belokan/putaran (U-Turn) yang kurang menyebabkan banyak kendaraan harus ikut antri berputar di putaran berikutnya
yang sudah bergabung dari berbagai arah
- Pengaturan untuk jam kontener / truk yang tidak dipatuhi oleh para pengemudi truk.
Berikut ini adalah solusi untuk menghadapi kemacetan yang ada di Jakarta :
Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan
Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah
Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan
Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover
Meningkatkan kenyamanan, kebersihan & keamanan di dalam angkutan umum
Mengembangkan teknologi transportasi (contoh ERP: Electronic Road Pricing)
Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum
Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai Busway
Pengembangan alat transportasi alternatif seperti Monorail atau MRT (Mass Rapid Transportation)
Pemanfaatan lahan kosong seperti sungai, karena cukup banyak sungai yang melewati Jakarta.
*sumber : www.google.com
www.detik.com
www.liputan6.com
www.kompas.com
*sumber : www.google.com
www.detik.com
www.liputan6.com
www.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar