POLA MANAJEMEN KOPERASI
Koperasi seperti organisasi lainnya membutuhkan pola manajemen yang baik agar tujuan koperasi tercapai dengan efisien. Hal yang membedakan manajemen koperasi dengan manajemen umum adalah pada unsur-unsur manajemen koperasi, yaitu:
- Rapat anggota
- Pengurus
- Pengawas
Unsur-unsur manajemen koperasi tersebut bertugas untuk:
- Rapat anggota bertugas untuk menetapakan anggaran dasar, membuat kebijaksanaan umum, mengangkat atau memberhentikan pengurus dan pengawas.
- Pengurus bertugas memimpin koperasi dan usaha koperasi.
- Pengawas bertugas mengawasi jalannya koperasi.
Untuk koperasi yang unit usahanya banyak dan luas, pengurus dimungkinkan mengangkat manajer dan karyawan. Manajer dan karyawan tidak harus anggota koperasi dan sebaiknya diambil dari luar koperasi supaya pengawasannya lebih mudah. Mereka bekerja karena ditugasi oleh pengurus, maka mereka juga bertanggung jawab kepada pengurus.
Dibawah ini pola manajemen koperasi yang nantinya akan membantu koperasi tersebut dalam mencapai tujuannya:
a) Perencanaan
Perencanaan merupakan proses dasar manajemen. Dalam perencanaan manajer memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan harus dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang harus melakukan. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang fleksibel, sebab perencanaan akan berbeda dalam situasi dan kondisi yang berubah-ubah di waktu yang akan datang.
Perencanaan dalam koperasi
Agar tujuan akhir koperasi dapat dicapai maka koperasi harus membuat rencana yang baik, dengan melalui beberapa langkah dasar pembuatan rencana yaitu menentukan tujuan organisasi, mengajukan beberapa alternatif cara mencapai tujuan tersebut dan kemudian alternatif-alternatif tersebut harus dikaji baik buruknya sebelum diputuskan alternatif mana yang dipilih.
b) Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien. Proses pengorganisasian mencerminkan struktur organisasi yang mencakup beberapa aspek seperti:
- Pembagian kerja,
- Departementasi,
- Bagan organisasi,
- Rantai perintah dan kesatuan perintah,
- Tingkat hierarki manajemen, dan
- Saluran komunikasi dan sebagainya.
Sebagai pengelola koperasi, pengurus mengalami berbagai macam masalah, salah satunya adalah masalah dari dalam dirinya sendiri, yaitu keterbatasan. Keterbatasan dalam hal pengetahuan paling sering terjadi, sebab seorang pengurus harus diangkat oleh dan dari anggota, sehingga belum tentu dia merupakan orang yang profesional dan kompeten di bidang perusahaan. Dengan kemampuan yang terbatas serta tingkat pendidikan yang terbatas pula, maka pengurus perlu mengangkat karyawan yang bertugas membantunya agar pekerjaan koperasi dapat diselesaikan dengan baik.
c) Pengarahan
Masing-masing orang yang bekerja di dalam suatu organisasi mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Agar kepentingan yang berbeda itu tidak saling bertabrakan satu sama lain, maka pimpinan perusahaan harus dapat mengarahkannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Seorang karyawan dapat mempunyai prestasi kerja yang baik, apabila mempunyai motivasi. Oleh karena itu, tugas pimpinan perusahaan adalah memotivasi karyawannya agar mereka dapat menggunakan seluruh potensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai hasil sebaik-baiknya. Seorang manajer yang baik harus mempunyai kemampuan untuk memimpin perusahaan dan harus pandai mengadakan komunikasi secara vertikal.
Manajemen Kepegawaian:
- Mendapatkan pegawai yang mau bekerja dalam koperasi
- Meningkatkan kemampuan kerja pegawai
- Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik sehingga para karyawan tidak merasa bosan bekerja bahkan dapat meningkatkan prestasinya
- Melaksanakan kebijakan yang dibuat pengurus, mengawasi pelaksanaannya dan menyampaikan informasi maupun laporan kepada pengurus secara teratur
- Memberikan saran-saran atau usul-usul perbaikan.
d) Pengawasan
Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk membuat semua kegiatan perusahaan sesuai dengan rencana. Proses pengawasan dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu menetapkan standar, membandingkan kegiatan yang dilaksanakan dengan standar yang sudah ditetapkan, mengukur penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, kemudian mengambil tindakan koreksi apabila diperlukan.
Beberapa alasan mengapa setiap perusahaan menghendaki adanya proses pengawasan yang baik:
- Manajer dapat lebih cepat mengantisipasi perubahan lingkungan
- Perusahaan yang besar akan lebih mudah dikendalikan
- Kesalahan yang dilakukan dapat dikurangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar