Jumat, 05 Juli 2013

Artikel Media Sosial

Mendobrak Aturan, 'Tweet' Masuk Kamus Bahasa

Oxford English Dictionary mengakui 'tweet' sebagai kata yang tak bisa dipisahkan dalam lingkungan media sosial. Kata unik yang terdengar seperti kicauan burung itu, kini masuk dalam kamus bahasa.

Pembaruan terkini yang dilakukan Oxford English Dictionary, mendefinisikan tweet menjadi dua penjelasan. Pertama sebagai kata benda (noun) yang merujuk pada sebuah postingan di Twitter, kedua sebagai kata kerja (verb) yang artinya membuat postingan di Twitter.

John Simpson selaku Chief Editor di Oxford English Dictionary menjelaskan dalam sebuah postingan blog bahwa tim penyusun telah mendobrak aturan dengan memutuskan kata 'tweet' masuk ke dalam kamus.

"Ini mendobrak setidaknya satu aturan Oxford English Dictionary, yakni sebuah kata baru perlu waktu sepuluh tahun sebelum dipertimbangkan untuk dimasukkan. Namun tampaknya hal ini tak berlaku," ujarnya seperti dikutip dari Ubergizmo, Senin (17/6/2013).

Sejak memulai debutnya di 2006, Twitter telah menarik sekitar 500 juta pengguna aktif dan terus bertumbuh. Baru-baru ini, sejumlah firma analis di Amerika Serikat juga memperkirakan nilai Twitter berada di kisaran USD 10 miliar.

Hampir semua kata yang berhubungan dengan aktivitas di Twitter kini akrab digunakan di ranah media sosial maupun keseharian. Itu sebabnya, Oxford English Dictionary juga mengupdate istilah 'follow' dan 'follower' untuk disertakan dalam definisi kata yang berhubungan dengan social media.

Selain tweet, kata lain yang berhubungan dengan teknologi dan dimasukkan dalam kamus bulan ini adalah 'SEO', 'search engine optimisation' dan '3D printing'.

(detikinet. Senin, 17/06/2013 14:07 WIB)

Hashtag Akhirnya Mampir di Facebook

Bersiaplah melihat banyak simbol # atau hashtag di Newsfeed Facebook. Facebook akhirnya memang benar-benar mengadopsi salah satu ciri khas kompetitornya, Twitter.

Jejaring sosial ini mulai merilis hashtag yang bisa diklik ke sejumlah pengguna terbatas. Secara bertahap, fitur baru ini akan tersedia bagi seluruh pengguna Facebook dalam beberapa pekan ke depan.

Fungsinya akan sama seperti hashtag di Twitter, yakni memudahkan pengguna mengikuti topik spesifik sesuai minatnya. Ketika sebuah hashtag disertakan dalam sebuah postingan, dengan mengkliknya akan muncul newsfeed dari postingan penggguna lain yang menggunakan hashtag.

"Sampai saat ini, belum ada cara sederhana untuk melihat tampilan lebih besar mengenai apa yang terjadi atau apa yang orang bicarakan," kata juru bicara Facebook Greg Lindley, seperti dikutip dari ABC News, Kamis (13/6/2013).

"Untuk membuat percakapan ini lebih terlihat, kami meluncurkan serangkaian fitur yang memunculkan sejumlah diskusi menarik. Sebagai langkah pertama, kami mulai dengan menghadirkan hashtag," jelasnya.

Jadi, ini bukan satu-satunya fitur yang akan dirilis Facebook. Situs besutan Mark Zuckerberg ini menjanjikan akan ada lebih banyak cara bagi pengguna untuk terlibat dalam sebuah percakapan.

(detikinet Kamis, 13/06/2013 13:59 WIB)

Facebook dan Microsoft Mengaku Dimintai Data oleh AS

Dua raksasa teknologi, Facebook dan Microsoft, mengaku menerima ribuan permintaan data dari pihak berwenang Amerika Serikat (AS). Namun mereka dilarang memberitahukan berapa banyak data tersebut yang berkaitan dengan keamanan nasional.

Facebook dan Microsoft adalah dua dari sekian banyak perusahaan teknologi AS yang saat ini tengah menjadi sorotan. Baru-baru ini, mereka dituding menjadi alat mata-mata pemerintah AS. Sementara itu, pemerintah AS bersikeras bahwa mereka hanya menyasar terduga pelaku teror.

Dikutip detikINET dari AFP, Senin (17/6/2013), Facebook mengatakan menerima sekitar 9 ribu - 10 ribu permintaan berkaitan dengan data pengguna selama paruh kedua tahun lalu. Permintaan ini meliputi 18 ribu - 19 ribu akun.

Sementara itu Microsoft, menyebutkan pihaknya menerima 6 ribu - 7 ribu permintaan data pengguna, melibatkan sekitar 31 ribu - 32 ribu akun. Jumlah permintaan dari pemerintah AS ini terjadi pada periode yang sama dengan Facebook. Permintaan itu meliputi surat perintah kriminal, panggilan dari pengadilan dan perintah lainnya.

Organisasi kebebasan berinternet Center for Democracy & Technology mengapresiasi apa yang dilakukan Microsoft dan Facebook. Terkuaknya informasi ini dinilai sebagai langkah penting.

"Kami menyambut baik informasi yang disampaikan dan berterimakasih kepada Microsoft maupun Facebook. Tentunya, kami akan terus menggali lebih banyak informasi," kata Kevin Bankston selaku juru bicara organisasi tersebut.

Seperti diketahui, Facebook, Microsoft, Google dan perusahaan teknologi lainnya baru-baru ini dengan tegas membantah ikut andil dalam program rahasia bernama PRISM.

PRISM yang dimulai pada 2007 dan berkembang menjadi program paling produktif dalam top-secret daily intelligence briefing Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Sebuah laporan menyebut sejumlah perusahaan Silicon Valley yang terlibat program ini antara lain Apple, AOL, Facebook, Google, Microsoft, PalTalk, Skype, Yahoo dan YouTube. Seperti diketahui, program in memberikan akses ke National Security Agency (NSA) dan FBI ke server mereka.

(detikinet. Senin, 17/06/2013 09:59 WIB)



LINE Lampaui 150 Juta Kali Download dalam Dua Tahun

Aplikasi layanan pesan lintas operator semakin diminati banyak pengguna gadget. Diantara beberapa aplikasi, popularitas LINE juga terus meningkat. Kini LINE mengumumkan telah diunduh 150 juta kali dalam kurun 23 bulan.

Angka tersebut diantaranya ada 50 juta sendiri yang diunduh dalam 3 bulan terakhir. Itu artinya aplikasi ini sudah memperoleh 100 juta pengguna pada akhir Januari lalu. Kenaikan jumlah fantastis itu banyak disumbang oleh kawasan Amerika Latin dan Spanyol.

Awalnya, para pengguna ponsel di Spanyol lebih suka memakai aplikasi WhatsApp. Ada 90 persen pangsa pasar yang berhasil direbut oleh aplikasi WhatsApp. Namun dengan strategi pemasarannya akhirnya LINE berhasil menggaet 11 juta pengguna di negara tersebut.

Sebelumnya,
Informa juga telah melaporkan bahwa sepanjang 2012 LINE telah mengambil alih porsi SMS di ponsel. LINE sendiri dapat dipakai di platform iOS, Android, Windows Phone, BlackBerry dan Nokia Asha. Aplikasi besutan Jepang itu sudah tersedia dalam 12 bahasa dan kini mulai memasuki pasar Afrika.

WowKeren.com

Situs Jejaring Sosial Path Serang Kelemahan Facebook

Tak dapat dipungkiri bahwa Facebook telah disesaki oleh orang tak dikenal serta penuh dengan informasi yang kurang relevan. Situs jejaring sosial Path, yang hanya bisa berjejaring dengan maksimal 150 keluarga dan teman terdekat, berhasil menyerang kelemahan Facebook.

Facebook memang makin gencar menambahkan aplikasi, merombak tampilan, memperluas fitur
chatting, dan segalanya yang mendorong pengguna agar terhubung dengan pengguna lain. Namun, Path hadir dengan kesederhanaan.

Path eksklusif hanya bisa digunakan dengan
smartphone bersistem operasi iOS dan Android. Fitur yang diberikan sederhana, tidak sekaya Facebook. Namun, Path mengembalikan arti jejaring sosial yang sesungguhnya. Teman di Path adalah "teman yang sebenarnya". Informasi yang dibagikan pun tidak terkesan "menyampah".

Anda memang punya hak untuk membagikan apa pun yang dirasa dan dilihat. Namun, memberi tahu Anda sedang berada di mana, atau kapan Anda ingin tidur, tampaknya bukan menjadi hal yang berguna untuk orang lain.

Setelah menggunakan Path, mungkin Anda akan berpikir dua kali untuk membagikan informasi. Pasalnya, Anda berada di lingkungan orang terdekat di mana semua orang akan membaca apa yang dibagikan. Ya, Path benar-benar digunakan untuk berbagi informasi dan momen berharga dengan orang yang disayang.

Angka 150, dinilai Path sebagai jumlah ideal untuk berjejaring. Keintiman, menjadi hal yang berharga di Path. Oleh karena itu, sejauh ini belum ditemui orang yang memanfaatkan Path untuk berdagang, mengirim undangan acara, atau ajakan bergabung dengan sebuah kelompok.

Seperti jejaring sosial pada umumnya, Anda bisa berbagi status, musik, dan video. Secara
default, apa yang Anda bagikan hanya akan ter-posting di Path. Akan tetapi, Anda juga bisa membagikannya ke jejaring sosial lain secara bersamaan, seperti Facebook, Twitter, Tumblr, atau Foursquare.

Jejaring sosial yang didirikan oleh Dave Morin ini bisa menjadi alternatif bagi Anda yang jenuh dengan segala hal yang dirasa kurang relevan. Tak heran jika pengguna Path berkembang pesat. Anda bisa mendapatkan Path di
Google Play Store dan Apple App Store secara gratis.

Para pengguna yang telah jatuh hati dengan Path tentu berharap jejaring sosial ini tetap menjaga nilai eksklusivitas dan keintiman, sebagai ruang untuk berbagi momen indah dan berharga.

(Kompas.com)

Friendster Mati Suri, Apa Penyebabnya?

Friendster adalah jejaring sosial yang sempat menjadi terpopuler di dunia beberapa tahun lalu. Didirikan pada tahun 2002, jejaring sosial ini setahun lebih dulu dari MySpace, bahkan dua tahun lebih tua dari Facebook.

Karena itu, Friendster dianggap menjadi pelopor di dunia jaringan sosial. Pada puncak kejayaannya, Friendster memiliki lebih dari 100 juta pengguna, dan dilaporkan pengguna paling banyak terkonsentrasi di Asia Tenggara.

Pada bulan Juli 2009 silam, setelah dihantui beberapa masalah teknis dan desain barunya, jejaring sosial ini menghadapi bencana besar. Lalu lintas pengguna Friendster terjun bebas. Baik air bah, penggunanya migrasi ke jejaring sosial Facebook. Perlahan tapi pasti, Friendster "mati suri."

Untuk memastikan penyebabnya, baru-baru ini ada sebuah penelitian yang berjudul
"Social Resilience in Online Communities: The Autopsy of Friendster" (Ketahanan Sosial dalam Komunitas Online: Sebuah Autopsi terhadap Friendster)

Penelitian ini dilakukan oleh David Garcia, Pavlin Mavrodiev, dan Frank Schweitzer, dari Swiss Federal Institute of Technology. Ketiganya tertarik untuk mengautopsi Friendster secara digital yang datanya didapat sebelum jejaring sosial itu kehilangan nyawanya.

Penelitian ini bisa dijadikan bahan pembelajaran bagaimana sebuah jejaring sosial bisa berhasil dan gagal. "Ketika biaya -waktu dan usaha- lebih besar dari manfaat yang didapat dari sebuah jejaring sosial, maka itulah saat yang tepat untuk eksodus," kata David Garcia,
Gizmodo melansir, 3 Maret 2013.

Dia menjelaskan, ada satu alasan yang membuat para pengguna menjadi loyal, yaitu struktur pertemanan yang diciptakan antarpengguna jejaring sosial.

"Ketahanan suatu jejaring sosial ditentukan oleh jumlah teman dari penggunanya. Jadi, jika sebagian besar pengguna hanya memiliki dua teman, maka jejaring sosial itu akan lenyap. Ketika satu teman kita keluar, maka hanya tersisa satu. Pada akhirnya, kita pun akan meninggalkan jejaring sosial itu," jelas Garcia.

Lain halnya jika para pengguna jejaring sosial memiliki 10 teman. Apabila ada satu teman yang hilang, maka sangat kecil kemungkinan jejaring sosial itu akan mati. "Jadi, struktur jaringan pertemanan yang tepat menjadi indikator penting dalam kesuksesan sebuah jejaring sosial," ujar Gracia.

Pada kenyataannya, kelangsungan hidup sebuah jejaring sosial ditentukan oleh dua faktor. Pertama, hubungan antara manfaat dan biaya, dan kedua adalah jaringan pertemanan. Dalam kasus Friendster, desain baru situs menyebabkan besarnya biaya dari pada manfaat dan jaringan pertemanan yang berkurang drastis.

"Jika sudah tidak ada manfaat, maka orang-orang akan sadar bahwa berada di situs tersebut hanya sia-sia. Pada akhirnya, situs itu hanya tinggal sejarah," tutup Gracia.

(Vivanews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar