Jumat, 05 Juli 2013

Generalisasi, Analogi, Kausalitas, Induksi dalam Metode Eksposisi dan Hipotesa

Generalisasi:

M. Nazarudin dan Angelina Sondakh adalah anggota DPR dari Partai Demokrat yang terjerat kasus korupsi. Para pengamat mengatakan banyak anggota DPR dari Partai Demokrat yang melakukan korupsi.

Analogi:

Merawat kucing kesayangan itu seperti merawat anak sendiri, kita harus memberinya makanan dengan teratur, membersihkan kotorannya dan memandikannya.

Hubungan Kausalitas:

Jumlah kendaraan bermotor yang sangat banyak dan buruknya sarana transportasi umum di Jakarta menyebabkan kemacetan parah di Jakarta setiap harinya.

Induksi dalam metode eksposisi:

Februari 2013 banjir melanda ibukota Jakarta. Curah hujan yang tinggi menyebabkan air melimpah ruah mengalir dari wilayah Bogor ke Jakarta. Penumpukan atau sedimentasi lumpur yang mencapai ketebalan 3 meter membuat sungai-sungai di Jakarta sangat dangkal, belum lagi pemukiman kumuh padat penduduk yang berada di pinggiran sungai membuat lebar sungai menjadi sempit serta tumpukan sampah yang menggunung membuat aliran sungai tersendat. Faktor-faktor tersebut yang membuat Jakarta dilanda banjir pada tahun ini. Oleh karena itu Pemprov DKI Jakarta melalui Gubernur barunya Joko Widodo harus bertindak cepat dengan cara memperbaiki tata kota Jakarta dan menerapkan disiplin kepada warganya agar membuang sampah pada tempatnya.

Hipotesa:

Premis Mayor : Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan sariawan.
Premis Minor : Saya mengalami sariawan.
Kesimpulan : Berarti saya kekurangan vitamin C.

Artikel :

Jakarta - Keberadaan caleg artis yang maju di Pemilu 2014 diyakini tidak akan membawa perubahan perbaikan kinerja DPR. Parpol sengaja menyodorkan artis demi meraup perolehan suara.

"Partai pragmatis untuk mendulang suara yang besar. Artis-artis yang populer dipakai untuk menghasilkan suara yang besar dan kursi di DPR," kata Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formapi) Sebastian Salang dalam jumpa pers di kantor sekretariat Formapi di Matraman, Jakarta Timur, Minggu (28/4/2013).

Sebastian mengkritik kebanyakan artis caleg yang diajukan, minim kompetensi terhadap tugas DPR yakni anggaran, legislasi dan pengawasan. Dengan kualitas minim, tentu sulit mengharapkan kinerja optimal anggota dewan berlatar keartisan.

"Mayoritas artis direkrut tanpa melalui pembinaan parpol, meski ada beberapa yang sudah membina diri sejak lama di parpol," sebutnya.

Dari catatan Formapi, hanya PKS, PKPI dan PBB yang tidak menyodorkan artis sebagai calegnya. Sementara partai lain utamanya PAN paling banyak menyodorkan artis. PDIP memiliki 5 artis, Demokrat (5), Golkar (3), PAN (9), PKB (7), Gerindra (9), Hanura (3), Nasdem (6) dan PPP dengan 4 caleg artis.

"Parpol merekrut artis sebanyak-banyaknya tapi mereka akhirnya kebingungan saat terpilih," imbuh Sebastian.

Sumber: www.detik.com

*Kalimat berwarna biru adalah generalisasi.


KOMPAS.com — Tim gabungan kejaksaan gagal melakukan eksekusi terhadap mantan Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji, Rabu (24/4/2013) lalu, di kediamannya, kawasan Dago Pakar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Susno, yang terjerat kasus korupsi, bersikeras tak mau dieksekusi.

Alasan yang dijadikan dasar penolakan Susno dan tim kuasa hukumnya adalah tidak adanya pencantuman perintah penahanan dalam amar putusan kasasi yang dikeluarkan Mahkamah Agung. Menurut pihak Susno, putusan itu batal demi hukum karena tak memuat perintah eksekusi. Pendapat yang sama juga disampaikan mantan Menteri Kehakiman, yang juga Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra. Namun, pendapat berbeda disampaikan sejumlah praktisi hukum, dan Ketua Mahkamah Konstitusi AKil Mochtar. Bagaimana melihat duduk persoalan perdebatan soal eksekusi Susno? Sebenarnya, bisakah ia dieksekusi?

Keberadaan Susno Duadji belum diketahui hingga sekarang, kejaksaan mencari-cari Susno Duadji layaknya dua anak kecil yang sedang bermain petak umpet.

*Kalimat berwarna hijau adalah analogi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar